06 Mei 2017

Inikah Rasa?!



Selamat malam sepi, apa kabar ?? masih kah sama seperti hari kemarin?!.. ditemani dengan angin malam yang kian menyeruakan rindu..
Entah apa yang aku keluhkan malam ini, jauh disana ada rasa yang membuat hati ini sesak... taukah kamu sayangg, terkadang masa menikam dan terus berlalu pergi meninggalkan sisa dan membuka seribu luka di hati walau ku coba hindarkan sesal di dada. Segala yang indah sering menemani ruang sepiku.. senyum dan tawamu masih terkadang mebuatku terhenyak sesak. Tatkala malam datang ditemani sepinya malam aku meluapkan segala kekusutan dijiwaku, segala keresahan yang bersarang dihati ini. Karena kesedihan yang membaluti perasaan ini, aku berusaha membawa semua rasa ini jauh pergi membuka hati yang luka .. benarkan aku mementingkan perasaan sendiri ? tahukah sayang bahwa rindu ini terlalu dalam, mengapa tak kau fahami  ?? adakah aku yg terlalu bersungguh – sungguh ?!..
Aku adalah seorang yang mendambakan cinta, mengharapkan agar diri dicintai.. disayangi dan dikasihi untuk sepanjang hayatku.. ingin aku membuka dan menutup mata di sisi orang yang dicintai.. Cinta.. fitrah kehidupan seorag insan memerlukan cinta, ingin mencintai dan dicintai. .bukan hal mudah untuk mencari cinta, bukan mudah untuk dicintai.. dan bukan mudah untuk dicintai. Seorang aku hidup dalam sepi dan dalam penantian .. walau cinta telah hadir.. aku maish sepi disini, emang benar penantian itu menyesakkan terlebih akan rindu. Rindu .. sepi itu telah mengajarkan aku artinya rindu, rindu akan kisahnya.. rindu ini terlalu dalam hingga tidak terselam.. air mata pula menjadi teman setia. Kehangatan air mata seolah coba merawat lebam dan luka dihati. Tembok kolam air mata tidak lagi seteguh dulu. Memudahkan banjir melanda taman hati yang penuh kepiluan. Gerimis melanda, justeru dedaun kesedihan berguguran.. terus hanyut di bawa arus dan lemas dalam nafas sendu.
Sayangg, disana kamu selalu memberiku sebentuk kebahagiaan yang tidak akan habis ditelan waktu, kmu memberikan itu. Tapi aku sudah membrikan kebagiaan juga? Atau, aku hanya membebaninya saja? Entah kenapa pertanyaan ini mendadak menyergapku. Apakah selama ini aku hanya memikirkan kebahagiaanku sendiri ?! Sayang, hari ini aku merasa jadi perempuan yang tidak baik untukmu.. sejenak aku termenung aku hanya mementingkan kebahagiaanku, aku terlalu egois akan diriku.. aku hanya mementingkan kebahgiaanku tanpa peduli akan dirimu.
Sayang, aku tersadar kmu orang yang mampu merubahku, segala hal yang baik selalu kamu berikan untukku.. terkadang kita berantem karna masalah kecil dan terkadang itu karena ulahku tpi kamu tak pernah menuntut akan sikap emosionalku selama ini, kmu menerima sebagaimana sifatku. kamu sellau mambawa senyum diwajahku setelah selama ini tertutup muram terlebih akan jarak ini.
Jarak sejauh ini tak mampu membuat kita berbuat dan bergerak lebih banyak. Seakan-akan aku dan kamu tak punya ruang untuk saling  bersentuhan juga saling menatap. Rasanya menyakitkan jika keterbatasanku dan keterbatasanmu menjadi penyebab kita tak banyak tahu dan tak banyak bertemu. Setiap hari, kita menahan rindu yang semakin menggebu dan tak mereda. Inikah cara cinta menyiksa? Melalui jarak ratusan kilometer?
Aku menghela napas, membayangkan jika kamu bisa terus berada di sampingku dan merasakan yang juga kurasakan. Maka mungkin tak akan ada air mata ketika hanya tulisan dan suara yang bisa menguatkan kita. Maka tentu saja tak akan ada ucapan rindu berkali-kali yang terlontar dari bibir kita, ketika perasaan itu semakin membabibuta.
Apakah yang kita pertahankan selama ini? Apakah yang kita andalkan sejauh ini? Sekuat apakah perasaan cinta kita? Menahan dan mempertahankan, dan kadangkala memicu pertengkaran. Tapi... itulah manisnya jarak, ia membuat kita saling menyadari, tak ada cinta tanpa luka, tak ada cinta tanpa rindu.
Sayang, apalah arti ratusan kilometer jika kita masih mengeja nama yang sama? Apakah arti jauhnya jarak jika aku dan kamu masih sangat mungkin mempertahankan semuanya? Ketika kita tak saling bergenggaman tangan, tak saling berpelukan, dan tak saling saling berpandangan namun aku percaya akan ada kebahagian.
Apa yang kucari dan apa yang kamu cari? Tak ada, kita masih meraba-raba apa itu cinta dan bagaimana kekuatan itu bisa membuat kita bertahan. Rasa cemburu, rasa ragu, dan rasa rindu sebenarnya adalah pemanis. Tidak ada hal yang sangat berat, jika kita melalui berdua; melewatinya bersama.
Selama bulan yang kita lihat masih sama, selama sinar matahari yang menyengat kulit kita masih sama hangatnya, maka pertemuanku dan kamu masih akan tetap terjadi.Jarak hanyalah sekadar angka, jika kita masih memperjuangkan cinta yang sama.
Sayang, Maafkan aku belum biasa membalas semua yang sudah kamu berikan padaku, maafkan aku sellau membuat kamu merasa sakit, maafkan aku yang belum biasa menepati janjiku mengurangi sikap emosionalku, sayang aku berjanji akan berusaha jadi yang terbaik untukkmu. berjanjilah kamu akan selalu tersenyum walaupun jika nanti aku tak bersamamu, jangan pernah bersedih.. terima kasih sudah menjadi malaikat dihidupku.. aku sayang kamu.